Sabtu, 25 Desember 2010

Tidak terbuktinya - Alkitab (Taurat-Injil) - Dipalsukan


Kesaksian Sarjana Muslim Tentang Tak Tertuktinya
Tuduhan bahwa Alkitab telah dipalsukan.

Walau ia tidak dikenal secara luas di Barat (ataupun Indonesia),  Dr Zakaria Boutros — yang dicap sebagai “MUSUH UTAMA ISLAM #1” oleh surat kabar Arab, al-Insan al-Jadid — terus mencuatkan kontroversi dalam dunia Islam — ia tampil secara teratur dlm saluran Arab al-Hayat (i.e., “Life TV”)
yang disiarkan dari AS. Bebas dari sensor Negara-negara Islam ataupun serangan-serangan fisik Muslim, disini ia menangani topic-topik teologi yang kontroversial.


=======================================

DISKUSI:

Diskusi mengenai ketidak-mungkinan adanya
penyimpangan/pengubahan dalam Alkitab. Kami telah
menjelaskan mengenai hal tersebut. Pertama, oleh
kesaksian/pembuktian dari Alkitab sendiri. Kedua, oleh
kesaksian dari Qur’an terhadap Alkitab. Ketiga, oleh
pembuktian secara ilmiah seperti ilmu arkeologi,
naskah
kuno yang telah ditemukan di berbagai tempat. Dan
keempat, oleh pembuktian secara logis

Pembawa Acara: Anda bertanya, bagaimana Qur’an dapat
mencabut Injil, padahal Qur’an membenarkannya? Apa yang
Anda maksud dengan hal tersebut?

Bpk.Zakaria : Sebenarnya, saya menyayangkan orang
Muslim yang mengucapkan kata seperti itu, karena itu
membuktikan dia tidak mempelajari Qur’annya sendiri.

Pembawa Acara: Sayang sekali, dan kita tahu bahwa itu
adalah fakta.

Bpk.Zakaria : Jadi, keadaan buruk ini, itulah mengapa dia
mengucapkan kata-kata tanpa mengetahui implikasinya. Dia
menganggap Qur’annya sendiri sebagai kesalahan. Seperti
dalam Surat 10 : 37, dikatakan: “Tidaklah mungkin Al
Qur’an ini dibuat oleh seseorang selain Allah. Akan tetapi
membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan
hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan
di dalamnya, dari Tuhan semesta alam.” Itu adalah sebuah
penegasan atas kitab Taurat dan Injil. Dan dalam Surat 5 :
46, “Kami telah menurunkan kitab dengan kebenaran untuk
menegaskan apa yang telah ada sebelumnya dan Kami
melindunginya.” Sekali lagi mengenai penegasan.
Bagaimana bisa Qur’an mendukung sesuatu yang sudah
dicabut? Surat 6 : 92, “Dan ini adalah kitab yang telah Kami
turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang
sebelumnya.” Dan Surat 35 : 31, “Dan apa yang telah kami
wahyukan kepadamu yaitu Al Kitab itulah yang benar,
dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya.” Dan
Surath 46 : 12, “Kami telah mendengar bahwa sebuah kitab
telah diturunkan setelah Musa untuk menegaskan ada yang
telah datang sebelumnya.” Dan Surat 12 : 11, “ Itu bukan
beberapa berita yang telah ditemukan, tetapi penegasan atas
apa yang telah ada sebelumnya.” Surat 2 : 91, “Itu adalah
kebenaran yang menegaskan apa mereka sudah miliki.”
Surat 2 : 97, “Dia telah membawanya turun untuk hatimu
dengan seizin dari Allah untuk menegaskan apa yang telah
datang sebelumnya.” Surat 3 : 3, “Dia telah menurunkan
kitab bagi kamu dengan kebenaran untuk menegaskan apa
yang telah ada sebelumnya.” Dan dalam ulasan Imam
Baydawi mengenai kata-kata ini, dia berkata: “Qur’an datang
sebagai sebuah penegasan yaitu sama dengan Kitab Allah
sebelumnya yang kebenarannya telah teruji, karena Qur’an
yang menyatakan keasliannya.” Ini bukan perkataan saya
sendiri, seperti yang Anda atau para pemirsa pikirkan. Dia
mengakhiri perkataannya sebagai berikut: “sama dengan
Kitab Allah sebelumnya.”

Pembawa Acara: Bisakah Anda mengulangi referensi tadi
kepada orang yang kita kasihi agar dapat merujuk kepada
referensi tersebut.

Bpk.Zakaria : Ya. Ulasan Imam Baidawy mengenai ayat
“menegaskan apa yang telah ada sebelumnya” adalah
“Qur’an telah datang sebagai sebuah penegasan yang sama
dengan Kitab Allah sebelumnya yang kebenarannya telah
teruji, karena Qur’an yang menyatakan keasliannya.” Dia
tidak mengatakan bahwa Qur’an telah mencabut ataupun
membatalkan mereka, tetapi lebih kepada menegaskan
mereka.

Pembawa Acara: Pertanyaan ini tidak memiliki tempat lagi
sekarang. Pertanyaan ini benar-benar aneh. Saya tidak tahu
dimana mereka mendapatkan pertanyaan seperti itu.

Bpk.Zakaria : Mungkin karena kata pencabutan yang ada di
Qur’an. Mereka mungkin percaya bahwa ayat itu datang
kemudian untuk mencabut yang datang kemudian sebelum
mereka. Jadi, ayat-ayat yang terakhir akan mencabut yang
sebelumnya. Karenanya Qur’an yang datang kemudian akan
mencabut perkataan yang datang sebelumnya. Ini
berdasarkan pemikiran spesifik Islam.

Pembawa Acara: Anda berkata, bagaimana Qur’an dapat
mencabut Injil, padahal Qur’an memerintahkan Muhamad
dan Muslim untuk merujuk kepadanya. Dan Anda berkata,
bagaimana Qur’an dapat mencabut Injil, walaupun Qur’an
memerintah orang-orang Kristen dan Yahudi untuk
memutuskan perkara menurut apa yang telah Tuhan
turunkan.

Bpk.Zakaria : Benar. Ayat-ayat Qur’an sangat jelas bahwa
Qur’an menyarankan Muhamad untuk mundur kepada Injil
dan Taurat. Dalam Surat 10 : 94, mengatakan : “Kalau kamu
ragu mengenai apa yang telah kami turunkan kepada kamu –
maksudnya, jika Anda memiliki keraguan tentang Qur’an –
maka bertanyalah kepada orang-orang yang telah membaca
kitab sebelum kamu.”

Pembawa Acara: Tentu saja, tidak ada orang lain kecuali
orang-orang Yahudi dan Kristen.

Bpk.Zakaria : Jadi, kalau Alkitab telah dicabut atau
dihapus, akankah Dia mengatakan kepada nabi Muhamad
untuk merujuk kepada kitab tersebut? Dia bahkan
memerintahkan nabi untuk menggunakan Alkitab dan para
nabi. Dalam Surat 6 : 89 & 90, “Mereka itulah orang-orang
yang telah Kami berikan kepada mereka kitab bersama
dengan hikmat dan kenabian. Mereka itulah orang-orang
yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah
petunjuk mereka.” Mengikuti teladan mereka. Dia juga
memerintahkannya untuk merujuk kepada petunjuk, “Maka
bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai petunjik,
jika kamu tidak mengetahui.” Tetapi dalam Surat 16 : 43,
bagaimana dia akan bertanya kepada mereka? Dan nabi
Muhamad sendiri menyatakan mengenai Taurat dan Injil
dalam Surat 28 : 49, “Katakanlah : Datangkanlah oleh Mu
sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih dapat
memberi petunjuk daripada keduanya, niscaya aku
mengikutinya.”

Pembawa Acara: Lebih dapat memberi petunjuk daripada
keduanya, yang adalah Taurat dan Injil.

Bpk.Zakaria : Bila kedua kitab tersebut dicabut, bagaimana
dia dapat mengikuti mereka?

Pembawa Acara: Tidak ada yang lebih baik dari kedua
kitab tersebut. OK. Sekarang ada sebuah pertanyaan yang
penting, walaupun kita hampir berada di ujung acara dan
saya yakin, hal ini membutuhkan satu sesi penuh. Apa yang
Anda maksud dengan pernyataan anda: “Kitab yang
dikhususkan untuk pencabutan?

Bpk.Zakaria : Saya percaya saya harus membahas sesuatu
sebelum hal tersebut. Dan saya percaya bahwa hal mencabut
dan dicabut membutuhkan satu penuh sesi sendiri.

Pembawa Acara: Sejujurnya mungkin beberapa sesi. Satu
sesi tidak akan cukup.

Bpk.Zakaria : Satu akan cukup. Saya ingin membahas
sesuatu sedikit disini. Bagaimana Qur’an dapat mencabut
Injil, walaupun Qur’an telah memerintah para ahli kitab
untuk memutuskan menurut wahyunya?

Surat 2 : 213
mengatakan : “Manusia itu adalah umat yang satu, maka
Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira
dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama
mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di
antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.”
Dia menurunkan bersama mereka.

Dan Surat 5 : 68  mengatakan :
“Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang
beragama sedikit pun -- hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran
Taurat dan Injil.”

Jadi, bila mereka dicabut, bagimana para ahli kitab diperintahkan
untuk menegakan ajaran-ajaran kedua kitab tersebut?


Bila kitab tersebut dicabut, ayat ini sudah dipindahkan.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar